![]() |
promediavloggerjambi |
promediavloggerjambi.top,- Kasus gagal ginjal di Indonesia semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.Bahkan menurut data dari BPJS Kesehatan menunjukkan, pembiayaan untuk penyakit ini melonjak dari Rp 6,5 triliun pada 2019 menjadi Rp 11 triliun pada 2024.Kenaikan ini selaras dengan meningkatnya jumlah penderita gagal ginjal, termasuk kasus-kasus yang menimpa kalangan anak muda.
Oleh sebab itu, wajib bagi kita untuk mengenali tanda-tanda awal gagal ginjal, agar bisa mendapatkan penanganan lebih cepat.
Dokter Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi dr. Dina Nilasari, PhD, SpPD-KGH menerangkan beberapa penyebabnya.
1. Gejala Diabetes dan Hipertensi
Diabetes dan hipertensi adalah kombinasi penyakit yang bisa meningkatkan risiko gagal ginjal. Maka, penting untuk mewaspadai gejalanya agar bisa segera melakukan tindakan pencegahan.
Banyak sekali gejala diabetes yang perlu diwaspadai antara lain sering merasa haus, buang air kecil lebih sering dari biasanya, mudah lelah, serta luka yang sulit sembuh.
Penyakit hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, namun dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, serta nyeri dada jika sudah parah.
2. Kadang Muncul Tanpa Gejala
Gagal ginjal sering kali berkembang tanpa adanya gejala yang jelas. Hal ini membuat banyak orang tidak menyadari, bahwa mereka mengalami masalah pada ginjal hingga penyakitnya sudah dalam tahap lanjut.
Untuk itu, Dina mengimbau agar masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda, agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
Jangan menunggu sampai muncul gejala-gejala yang parah untuk periksa kesehatan. Pemeriksaan rutin bisa membantu mendeteksi penyakit ginjal lebih awal sebelum kondisinya semakin parah.
“Makanya sangat bahayanya gagal ginjal itu, karena tidak ada rasa apa-apa, tidak ada rasa sakit di pinggang, nyeri di perut, itu semua terkadang tidak ada,” kata dr. Dina.
3. Sesak Napas
Salah satu tanda yang sering kali dialami penderita gagal ginjal adalah sesak napas. Menurut Dina, gejala ini menandakan bahwa gangguan ginjal yang dialami pasien sudah memasuki tahap kronis dan memerlukan cuci darah secara rutin.
Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, termasuk di paru-paru, sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.
“Banyak pasien yang masih muda datang ke saya, gejalanya sudah sampai sesak napas. Itu sudah termasuk penyakit ginjal kronik yang umumnya harus menjalani pengobatan cuci darah rutin,” ungkap dr. Dina
4. Urin Berbusa
Perubahan pada urin bisa menjadi indikator utama adanya masalah pada ginjal. Ia menjelaskan, urin berbusa dan tidak hilang setelah beberapa saat bisa menjadi pertanda kebocoran protein dari dalam tubuh.
Ginjal yang sehat akan menyaring limbah dan menjaga protein tetap berada dalam darah.
Namun, jika ginjal mengalami gangguan, protein bisa bocor ke dalam urin, menyebabkan munculnya busa yang tidak wajar. Jika mengalami gejala ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
“Apabila ada busa di urin seperti busa sabun cuci, itu harus segera diperiksakan ke dokter. Busanya bukan sementara tapi tidak hilang,” ujarnya. (Red:Alif)
0 Komentar